PORTFOLIO KAMI

Dalam project ini, Diginusantara dipercaya untuk membantu Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan) dalam mengelola komunikasi publik di kanal digital.
Tujuannya bukan sekadar meningkatkan kehadiran di media sosial, tetapi membangun citra institusi yang lebih dekat, terbuka, dan relevan bagi masyarakat luas.

What We Did

Kami memulai dengan memahami karakter dan kebutuhan audiens Kementan melalui riset konten dan analisis digital. Dari situ, kami menyusun strategi komunikasi terpadu yang memadukan informasi kebijakan dengan gaya komunikasi yang lebih humanis.

Langkah-langkah yang kami lakukan antara lain:

• Membuat perencanaan konten tematik yang selaras dengan agenda dan program prioritas Kementan.
• Mengembangkan konsep visual dan video storytelling yang mudah dicerna publik, dengan pesan yang konsisten dan edukatif.
• Menulis caption dan narasi yang engaging, mengubah bahasa birokratis menjadi pesan publik yang hangat dan inklusif.
• Mengelola interaksi dengan audiens secara aktif dan responsif, membangun kesan bahwa Kementan hadir dan mendengar masyarakat.
• Melakukan evaluasi performa konten secara berkala, untuk memastikan setiap unggahan membawa dampak komunikasi yang positif.

Pendekatan ini menempatkan media sosial bukan sekadar ruang informasi, tetapi ruang dialog antara pemerintah dan masyarakat.

Results

• Selama periode kerja sama, kehadiran digital Kementan menjadi jauh lebih konsisten dan dinamis.
• Konten-konten yang kami kelola mulai mendapatkan resonansi emosional dan sosial yang kuat, terutama pada tema pangan, pertanian berkelanjutan, dan pemberdayaan petani.
• Akun resmi Kementan kini memiliki tone komunikasi yang lebih terbuka, komunikatif, dan mudah diterima publik lintas generasi.
• Masyarakat merespons lebih aktif melalui komentar, pesan langsung, maupun partisipasi dalam kampanye digital yang kami bantu rancang.
• Citra Kementan di ranah digital pun semakin positif lebih dekat, informatif, dan dipercaya.

Insight

Dari project ini, kamu belajar bahwa mengelola media sosial pemerintah tidak cukup hanya menyampaikan informasi.
Dibutuhkan empati, ketepatan bahasa, dan konsistensi narasi agar pesan bisa diterima dengan baik oleh publik yang sangat beragam.
Pendekatan storytelling yang membumi membantu Kementan menjangkau masyarakat dengan cara yang lebih manusiawi menjadikan media sosial bukan sekadar kanal komunikasi, melainkan ruang membangun kepercayaan publik terhadap institusi.